h e h e h e

Jumat, 10 Juni 2011

Sehatnya Seledri dan Peterseli


Kebanyakan orang menghubungkan seledri dan peterseli dengan sup. Berbagai resep sup dari kawasan dunia yang berbeda selalu menggunakan seledri dan peterseli dalam campuran bahan. Alasannya jelas, yaitu aroma yang dihasilkan oleh kedua jenis bahan itu yang mampu menambah kelezatan masakan.
Sayangnya, tidak semua dari kita tahu bahwa peterseli dan seledri sebenranya dimanfaatkan oleh manusia untuk pertama kalinya sejak ratusan tahun silam bagi kesehatan.
Saat ini kita bisa mendapatkan berbagai varietas tanaman seledri dan peterseli dengan variasi bentuk daun dan manfaatnya. Dengan semakin seringnya seledri dan peterseli dikonsumsi, maka makin terbuka peluang untuk mendapatkan manfaat dan terjauh dari kemungkinan kekurangan suplemen yang diperlukan oleh sel tubuh.

MANFAAT SELEDRI
          Seledri sudah digunakan bangsa Yunani sejak ratusan tahun silam untuk tujuan kesehatan. Nama ilmiahnya adalah Apium graveolens dari suku Apiaceae.
Daunnya berwarna hijau muda dan berbentuk spesifik, sementara tanaman asalnya mudaj tumbuh pada berbagai kondisi tanah dan cuaca.
Berbagai penelitian ilmiah membuktikan terdapatnya kandungan protein, karbohidrat, dan beberapa vitamin serta mineral, seperti vitamin A, B, C, asam folat, kalsium, magnesium, fosfor kalium, natrium, seng, besi, tembaga, mangan, dan selenium.
Kekayaan kandungan\ seledri akan vitamin dan mineral memberikan jaminan bagi tercapainya keadaan sel tubuh yang sehat. Unsure lemaknya sangat rendah, sementara kandungan seratnya terdapat dalam jumlah banyak.
Keberadaan unsure natrium dan kalium dalam jumlah tinggi menyebabkan terjadinya keseimbangan jumlah natrium dan kalium dalam tubuh dan menjadikan seledri bisa bekerja sebagai pelancar keluarnya air seni secara alamiah dan aman.
Seledri juga mengandung senyawa yang menyebabkan relaksasi pembuluh darah sehingga dapat membantu menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi.
Pemakaian seledri untuk menurunkan berat badan tak banyak diketahui dan khasiat itu terutama disebabkan oleh kandungan serat yang cukup banyak. Ketersediaan serat itu mungkin juga dapat menerangkan penggunaan daun seledri secara turun temurun untuk mengatasi gangguan lambung dan usus. Khusus aktifitas pada lambung memang sudah mendapat dukungan penelitian ilmiah yang membuktikan bahwa seledri dapat menurunkan kontraksi pedal usus tikus yang terisolasi (terpisah).
Yang menarik lagi, bahwa ternyata biji dan akar seledri pun sudah lama digunakan untuk tujuan kesehatan.di dalam biji yang berukuran 1,5-2 mm itu terkandung minyak atsiri yang dapat digunakan untuk parfum dan industri farmasi. Namun, kandungan senyawa bergapten pedal biji menyebabkan kulit menjadi bersifat sensitive bila terpampang sinar dan oleh karena itu orang harus lebih berhati-hati saat menggunakan minyak seledri.
Biji seledri mengandung senyawa phtalidae yang melalui penelitian pada tikus terbukti mampu menurunkan tekanan darah. Kandunga kalsium biji sangat menakjubkan dan dipandang cocok untuk menggantikan sumber kalsium dari hewani.
Hasil studi menyebutkan minyak dan biji dalam jumlah banyak harus dihindari selama kehamilan, karena kerjanya yang dapat merangsang kontraksi otot rahim.

PETERSELI
Peterseli mudah dikenal melalaui bentuk daun yang bergerombol dan berwarna hijau gelap. Tanaman asalnya adalah Petroselinum crispus suku Apiaceae. Tanaman peterseli lebih “bandel” dibandingkan seledri, karena dapat tumbuh di tempat yang berbatu-batu sekalipun. Oleh sebab itu dinamai petroselinum, yang artinya peterseli yang bandel.
Tanaman ini berasal dari kawasan Mediterania, yaitu Iran, Italia Selatan, Algeria, dan Tunisia. Pertumbuhan yang baik tercapai pada tanah yang lembab dan kering, serta terik panas matahari yang menyengat. Suhu pertumbuhan yang paling cocok antara 22-30oC.
Peterseli mengandung karbohidrat, sedikit lemak, dan protein, sementara vitamin dan mineral yang ada adalah vitamin B!, vitamin B2, vitamin B3, vitamin B5, folat, vitamin C, vitamin K, kalsium, zat besi, magnesium, fosfor, kalium, dan unsur seng.
Peterseli dapat meningkatkan kelancaran proses buang air kecil dan bisa meningkatkan pengeluaran natrium dan air serta penyerapan kalium.
Penelitian ilmiah mengatakan bahwa peterseli menyebabkam terjadinya peningkatan penyerapan unsur mangan (manganese) oleh sel tubuh manusia. Hal ini menguntungkan bagi proses pembentukan tulang.
Manfaat itu akan diperolah apabila peterseli dikonsumsi bersama makanan kaya kandungan unsur tembaga dan seng (zinc), seperti ikan dan biji-bijian (gandum, dll).
Ibu hamil tidak disarankan untuk mengkonsumsi peterseli dalam jumlah besar karena dikhawatirkan akan menyebabkan penguatan otot rahim.

KHASIAT ANTIOKSI
Bukti ilmiah menunjukkan, bahwa daun seledri dan peterseli mengandung zat golongan fenolik yang berkhasiat sebagai antioksidan. Kandungan senyawa yang termasuk ke dalam golongan itu adalah flavonoid apigenin dan  luteolin, caffeic acid dan ferulic acid.
Hasil penelitian menyebutkan khasiat antioksidan yang ditimbulkan berhubungan erat dengan total jumlah zat kandungan golongan fenolik. Oleh karena itu pemilihan jenis seledri dan peterseli yang bermutu merupakan syarat yang harus dipenuhi untuk memperolah manfaat pedal pemakaiannya.

TIPS
Kekayaan zat kandungan seledri dan peterseli menguntungkan bagi manusia. Kalau kita dapat mengkonsumsinya secara teratur dalam jumlah cukup, maka sel tubuh manusia tidak akan mengalami keadaan kekurangan unsur yang diperlukan untuk metabolism sel. Artinya, kerusakan sel yang memicu terjadinya gangguan seperti tumor, kanker, dan lain-lain dapat dihindari.
Cara penggunaan yang paling mudah adalah menaburkan irisan daun seledri dan peterseli di permukaan masakan sup dan salad hijau, cobalah juga mencampurkan potongan peterseli pada pembuatan sandwich. Peterseli seringkali dipakai sebagai salah satu bahan pembuatan cairan kaldu dan tentunya memberikan rasa yang spesifik.
Khusus penderita hipertensi harus berhati-hati apabila ingin mencoba menurunkan tekanan darah dengan minum rebusan daun seledri, karena pada orang tertentu akan terjadi penurunan yang drastic. Oleh karena itu disarankan untuk membuat rebusan daun yang encer terlebih dahulu.

Dari berbagai sumber :
dr. Mangestuti, Apt, MS
Departemen Farmakognosi & Fitokimia
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga

0 komentar:

Posting Komentar

 

Regina Rere Mulyagan Copyright © 2010 | Designed by: Compartidisimo